Tidak bisa
dipungkiri bahwa Indonesia menyimpan berbagai macam kekayaan kesenian.
Tiap pulau dari Sabang hingga Merauke memiliki keunikannya tersendiri.
Salah satu pulau di bagian timur Indonesia yang memiliki alat musik yang
khas terdapat di Pulau Nusa Tenggara Timur. Jenis alat musik yang cukup
dikenal di daerah tersebut adalah alat musik Sasando. Perangkat musik
ini tergolong dalam perangkat dawai petik. Hal ini disebabkan karena
perangkat ini mempergunakan dawai yang dimainkan dengan cara dipetik.
Walaupun dalam permainan musik ini menggunakan vokal, akan tetapi tetap
digolongkan dalam perangkat dawai petik sebab kategori vokal nanti akan
menjelaskan musik-musik yang memang khusus suara manusia saja tanpa
melibatkan instrumen dan jenis-jenis instrumen yang mengiringi dan
menjadi bingkai dari lagu vokal itu.
Perangkat Musik Sasando
Perangkat
musik Sasando merupakan salah satu jenis alat musik yang cukup dikenal
di Pulau Nusa Tenggara Timur. Setidaknya ada dua jenis Sasando, yaitu
yang berasal dari daerah Rote dan Sabu. Kedua daerah tersebut merupakan
daerah yang kering dan gersang. Hanya bisa ditumbuhi oleh beberapa jenis
tumbuhan saja, salah satunya adalah pohon lontar. Oleh masyarakat
setempat, pohon lontar banyak dimanfaatkan. Buahnya dibuat gula dan
minuman, daunnya dapat dibuat sebagai atap, tempayan, ember, dan juga
salah satu yang menarik adalah dibuat sebagai resonator dari Sasando itu
sendiri.
Daun lontar yang telah cukup
berumur akan dimasak untuk membuat resonator Sasando. Daun akan
diikatkan satu sama lainnya. Rangkaian dari daun-daun tersebut akan
menghasilkan bentuk menyerupai separo bejana yang tengahnya menggembung
seperti periuk. Di tengah rangkaian daun tersebut akan dipasangkan
sebuah bambu atau kayu yang panjangnya sekitar 40cm, dengan diameter
selitar 11cm, dan dipasangkan dengan sepuluh hingga 12 dawai. Agar dapat
berbunyi, setiap dawai diberikan senda yang terbuat dari kayu atau bambu dan berfungsi untuk menegangkan dan mengangkat dawai.
Secara harafiah, Sasando
menurut asal katanya dalam Bahasa Rote (sasandu), berarti bergetar atau
berbunyi. Mengenai awal kemunculan alat musik Sasando belum dapat
diketahui secara pasti, akan tetapi ada sebuah legenda yang menceritakan
mengenai kemunculan alat musik Sasando tersebut. Konon ada seorang
pemuda bernama Sangguana di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Suatu hari
ia menggembala di Padang Sabana. Ketika merasa lelah dan mengantuk, ia
pun tertidur di bawah pohon lontar. Dalam tidurnya, ia bermimpi
memainkan sebuah alat musik misterius. Ketika terbangun ia masih
mengingat nada-nada yang dimainkannya. Akhirnya berdasarkan mimpi
tersebut, Sangguana memutuskan untuk membuat sebuah alat musik dari daun
lontar dengan senar-senar di tengahnya.
Secara umum, Sasando
berfungsi sebagai sarana hiburan masyarakat. Musik merupakan salah satu
cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta
sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya.
Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran
musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan
berbondong- bondong mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
Unsur Musikal
Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, ada dua jenis Sasando yang berkembang yaitu di daerah Rote
dan Sabu. Ada beberapa perbedaan dan persamaan yang dapat ditemui pada
alat musik Sasando di kedua daerah tersebut. Adapun persamaannya adalah
sama-sama mempergunakan instrumen Sasando dan dalam pementasannya
diiringi oleh vokal.
Perbedaannya mencakup
beberapa hal seperti Sasando Rote mempergunakan sebuah tambur kecil
sedangkan pada Sasando Sabu tidak mempergunakan tambur. Tambur dimainkan
dengan menggunakan alat pemukul kecil. Petikan dari Sasando Rote
mempunyai pola yang sama secara terus – menerus, dengan iringan vokal
dari penyanyi akan tetapi tidak terikat dengan melodi Sasando.
Pada Sasando Sabu yang tidak
menggunakan tambur, petikan dawainya mempunyai variasi yang lebih
kompleks dari Sasando Rote. Selain itu, petikan Sasando mengikuti vokal
dari penyanyi. Sehingga antara petikan Sasando dengan vokal sangat
terkait.
Musik Tradisi Pulau Nusa Tenggara Timur, selengkapnya
Untuk Memberikan komentar gunakan Fasilitas Forum > Berita. Fasilitas ini dapat diakses melalui alamat: http://forum.isi-dps.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar